TUNTUTLAH ILMU
Menuntut ilmu wajib hukumnya bagi muslim lelaki maupun perempuan. Demikian dinyatakan pada hadist tentang menuntut ilmu yang diriwayatkan Ibnu Majah, dan disahihkan oleh Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha'if Sunan Ibnu Majah no. 224.
طَلَبُ اْلعِلْمْ فَرِثْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Artinya :
"Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap individu muslim."
Dalam hadis tentang menuntut ilmu lainnya, Rasulullah SAW bersabda,
تَعَلَّمُوْاوَعَلِّمُوْاوَتَوَاضَعُوْالِمُعَلِّمِيْكُمْ وَلَيَلَوْا لِمُعَلِّمِيْكُمْ ( رَواهُ الطَّبْرَانِيْ)
Artinya :
"Belajarlah kamu semua, dan mengajarlah kamu semua, dan hormatilah guru-gurumu, serta berlaku baiklah terhadap orang yang mengajarkanmu." (HR Tabrani)
Ilmu agama menjadi keutamaan untuk dipelajari. Namun bukan bererti ilmu-ilmu lain diabaikan. Sebab dengan ilmulah, manusia dapat ikut serta membangun kemajuan zaman, mengungkap kebenaran, dan memahami kerahsiaan disebalik ciptaan Allah.
Tidak sempurna keimanan dan amal kita kecuali dengan ilmu. Dengan ilmu, Allah dapat dinyatakan ke_Esaanya, hak Allah tertunaikan melalui ilmu itu pula, dan agama-Nya dapat disebarkan.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullahu Ta’ala menyampaikan 4 nasihat bagi para penuntut ilmu.
1. Nasihat yang pertama, beliau menyampaikan bahawa terdapat khabar gembira bagi seseorang yang hadir dalam majlis ilmu, bahwa
Para penuntut ilmu ini akan memperolehi keberkatan dan pahala dari Allah SWT sesuai dengan sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang artinya berbunyi :
“Barangsiapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, Allah Ta’ala akan mudahkan baginya jalan menuju syurga.”
(HR. Muslim no. 2699)
Penjelasan hadis diatas adalah bagi seseorang muslim yang sedang menuntut ilmu, melangkahkan kaki-kaki mereka menuju majlis ilmu, Allah Azza wa Jalla juga akan memudahkan masuk syurga bagi orang yang sedang menuntut ilmu.
Terutamanya apabila kesungguhan menuntut ilmu itu akan membuatkan seseorang itu menempuh perjalanan yang jauh. Allah akan melipat gandakan pahala yang akan diperolehi oleh para penuntut ilmu tersebut.
2. Bagi seseorang yang sedang menuntut ilmu diperintahkan untuk bersabar dan melatih diri dalam menghadapi kesulitan menuntut ilmu, kerana hal ini akan menjadi pendorong untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.”
(QS. Ali ‘Imran: 200)
3. Bagi para penuntut ilmu wajib mengambil manfaat dari ilmu yang telah diajarkan. Ilmu yang didapatkan bukan hanya terletak pada seberapa kuat hafalan dan pemahaman yang diperolehi.
Dua manfaat yang wajib diperolehi ialah manfaat dari pengamalan ilmu itu sendiri dan bagaimana ilmu itu mampu mengubah akhlak kita menjadi lebih baik.
Mengamalkan ilmu yang kita miliki akan mendatangkan manfaat yang Luarbiasa bagi diri kita maupun orang yang diajarkan.
Mengamalkan ilmu bukan bererti kita menggunakannya untuk berhujah tetapi, tujuannya itu adalah untuk memberi manfaat dan mengamalkannya untuk mendapatkan berkah dunia dan akhirat.
“Jika seorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (Yaitu):
1. Sedekah jariah,
2. ilmu yang dimanfaatkan, atau
3. doa anak yang soleh”.
(HR. Muslim No.1631)
Hadis diatas menjelaskan bahawa ketika seseorang meninggal, terputuslah semua amalan kecuali tiga perkara yaitu sedekah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak yang soleh.
Terdapat pepatah mengatakan,: ....
“Ilmu memanggil untuk diamalkan. Jika panggilan itu disambut, ilmu akan kekal. Namun jika panggilan itu tidak disambut, ilmu akan pergi.”
Dari perkataan diatas benarlah bahawa dengan mengamalkan ilmu, akan memperkuat dan menambah keilmuan yang kita miliki serta lebih bermanfaat untuk orang lain. Allah akan menambahkan kefahaman, petunjuk, dan diperjelaskan pandangan mata batin bagi orang yang mengamalkan ilmu_Nya.
4. Nasihat yang terakhir adalah bagi para penuntut ilmu yang sedang mencari ilmu, ketika ingin mengajarkan ilmu dan membantu orang lain. Tidak dibolehkan mempunyai sifat hasad kepada mereka dengan apa yang telah diajarkan.
Misalnya mempunyai pemikiran bahawa ilmu diajarkan kepada orang lain, menjadikan orang lain menjadi lebih pandai atau berilmu daripada orang yang telah mengajarnya.
Memiliki sifat hasad seperti inilah yang dilarang, kerana pada dasarnya Allah SWT memberi ilmu sebelum kita mengetahui ilmu itu sendiri.
Dalam sebuah hadis Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Dan Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya ketika hamba-Nya tersebut menolong saudaranya.” (HR. Muslim no. 2699)
Dari penjelasan hadis diatas, kita diwajibkan untuk menolong sesama umat. Saat kita menolong saudara kita dengan mengajarkan ilmu kepadanya, Insya Allah, Allah SWT akan memberikan kita ganjaran pahala dan menambahkan ilmu yang kita miliki ataupun yang belum dimiliki.
Aamiin Ya'robbal'aalamiin